Golput Itu Keniscayaan Demokrasi!

Bahwasannya negara telah menjamin kebebasan berpendapat bagi setiap warga negaranya. Ini berarti, apapun pilihan yang diambil masyarakatnya merupakan sebuah keniscayaan, sepanjang itu dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan di dalam kehidupan sosial masyarakat itu sendiri.
Demikian pula dalam pesta rakyat di dalam bangunan peradaban bangsa ini. Pilihan masyarakat untuk tidak memilih (golput) pun menjadi sebuah keniscayaan. Namun sayangnya, beberapa kalangan justru menilai pilihan itu merupakan sebuah “pilihan salah” seorang warga negara.

Saya sendiri merasa penilaian itu sangatlah tidak wajar dan sungguh tidak beralasan dalam iklim demokrasi seperti saat ini. Bukankah kesejatian demokrasi itu adalah kebebasan mengeluarkan pendapat, termasuk dalam hal memilih kandidat? Jika kita sepakat dengan hal ini, kenapa masih saja ada anggapan anggapan miring atas keberadaan golput di dalam bangunan peradaban bangsa ini?

Belakangan ini, golput memang telah menjadi “primadona” dalam setiap perhelatan pesta demokrasi dan politik di tanah air. Beberapa hal telah menjadi penyebab lahirnya pilihan masyarakat untuk tidak memilih tersebut. Tapi tentunya, keberadaan seorang calon pemimpinlah yang sesungguhnya mendominasi “upacara” ini. Artinya, kepercayaan masyarakat mulai memudar akibat minimnya kemampuan pemimpin untuk membawa perubahan bagi rakyat yang dipimpinnya.

Jika dicermati, dapat dikatakan saat ini masyarakat sudah sangat lelah dengan kehidupannya sendiri. Hal ini berarti, tekanan-tekanan yang menghimpit kehidupan mereka telah menciptakan sebuah rasa tak percaya akan kehadiran calon pemimpin baru, yang tak jarang hanya menempatkan rakyat sebagai “alat” semata. Ini adalah realita yang tak dapat dinafikan!

Berusaha memupuk kembali kepercayaan masyarakat tentunya menjadi sikap bijaksana yang harus ditempuh para calon pemimpin. Artinya, program-program yang dijanjikannya pada masa-masa kampanye haruslah sesuai dengan kemampuan masing-masing calon untuk menerjemahkannya.

Di sini diperlukan kejujuran diri untuk mengukur kemampuan dan intelektualitas mereka sebagai calon pemimpin. Karena disaat seorang pemimpin tidak dapat merealisasikan programnya sementara harapan masyarakat meningkat, saat itu pula citra pemimpin akan jatuh di mata masyarakat pemilihnya sendiri!

Foto diambil dari sini

Lihat Tulisan Lainnya:



54 komentar sahabat:

Anonim mengatakan...

hidup itu musti berani milih.. karena setiap pilihan itu bisa menunjukan kalo kita bagian dari demokrasi

Ryan mengatakan...

gw setuju ama ini neh

" Artinya, kepercayaan masyarakat mulai memudar akibat minimnya kemampuan pemimpin untuk membawa perubahan bagi rakyat yang dipimpinnya. "

artikelnya TOP BGT

Jatmiko Dwi Antoro mengatakan...

Rakyat sudah jenuh,rakyat sudah lama telah dibohongi,rakyat juga sudah lelah dengan janji2...mungkin golput adalah suatu ungkapan kekecewaan rakyat terhadap seorang pemimpin,serta sebagai alat nyata bahwa mereka tidak akan mengulangi kesalahan lagi karena termakan oleh buaian janji2 pemimpin

Anonim mengatakan...

kebebasan untuk memilih adalah hak setiap orang dan itu harus dijunjung tinggi, Golongan Putih Salah satunya. Mungkin ini adalah tidak ada lagi kepercayaan pemimpin yang mau dipilih. CALON PEMIMPIN ITU ITU SAJA

Anonim mengatakan...

@ Masenchipz, Ryan, Deantoro Miko dan Kapanpun > Ternyata kita sepakat. Mari kita hormati pendapat dan pilihan setiap orang...

koekoeh gesang mengatakan...

...Namun sayangnya, beberapa kalangan justru menilai pilihan itu merupakan sebuah “pilihan salah” seorang warga negara.

well, mereka bilang beitu karena mereka memang sdh dibayar untuk membuat orang2 berpartisipasi dlm pemilu ^^! sbnrnya milih atw ga milih, Indonesia ya gini-gini mulu....

Anonim mengatakan...

jadi golput itu juga pilihan..hehe.. q golput si :D

Anonim mengatakan...

meilih untuk tidak memilih juga merupakan pilihan yang barangkali juga pilihan yang sulit karena pemilih juga tidak ingin hanya diberi janji semata

wendra wijaya mengatakan...

@ Koekoh > Hehehe.. iya juga sih, saya hanya kesal ama orang2 yg berkesimpulan bahwa orang yg Golput bukan warga negara yg baik..

@ Elmo > Yukz...

@ M2M > Betul bro.. siapa sih yg gak kepingin berpartisipasi? Klo ujung2nya cuma kecewa, ya mau bagaiman lagi..

Anonim mengatakan...

17 Agustus 1945 para pemimpin bangsa kita telah mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan awalan, "Kami Bangsa Indonesia"...hal itu berarti keseluruhan aspek yang ada dalam negeri kita tercinta ini. Semua hal itu, termasuk perbedaan-perbedaan yang ada, harus selalu diselaraskan dengan baik dan bukan dijadikan jurang pemisah. Rakyat bisa saja muak dengan tingkah laku para pemimpin, tapi rakyat -yang baik- tidak akan pernah berhenti mencintai Indonesia. Dengan demikian, walau golput yang dipilih tetapi apresiasi dan upaya untuk memajukan Indonesia pasti tetap ada dalam benak orang-orang yang memilih golput. Maka, seberapa besar legowo kita untuk menerima perbedaan? :)

nugraha adi putra mengatakan...

ngapain milih kalo emang kualitas yang dipilih gitu2 ajah..
cuman ngumbar janji..
tapi apa juga buktinya..

Anonim mengatakan...

Semuah dilema juga bagi rakyat ini. Di satu sisi dia harus melaksanakan kewajiban nya sebagai rakyat yaitu memilih.

tapi disisi lain dia juga kecewa dan putus asa karena ngga ada yang berubah dari apa ayng dia pilih , mereka sudah terlanjur kecewa dan kecewa...

ipam nugroho mengatakan...

tapi jangan lupa keniscayaan demokrasi bisa menjadi kenistaan demokrasi bila seluruh manusia melakukan golput..ingat itu!

Anonim mengatakan...

Betul sodara, golput itu ibarat bumbu penyedap demokrasi...jadi kenapa mesti dipersalahkan mereka-mereka yang memilih untuk golput? saya pribadi kalo gak yakin dengan pilihan yang ada juga mending golput aja, lha tanggungjawab moralnya berat bro...hhehehe

Mike.... mengatakan...

pertama gw mo lomentarin kotak komentar baru ini bro..kerenn!!he..he..
trus,ttg golput,
yg protes golput siapa?orang blo'on itu..kita golput karena mang ga ada kepercayaan terhadap calon yg akan dipilih..ga memilih kan hak kita juga..*jd emosi gwe*

Anonim mengatakan...

Setuju banget sob. Suatu hari ada beberapa org partai menemui saya dan mengajak untuk memilih parpolnya. Sy jawab "Maaf pak, saya golput.". Dia jawab,"Tidak boleh begitu, kalo begitu anda kafir!"

Hahahaaa sejak kapan seorang manusia bisa menghujat manusia lainnya dengan sebutan "KAFIR".

Bukankan tingkat keimanan seseorang adalah urusan orang itu dan Tuhannya?

Atau? Sudah jadi urusan partai juga.

I Ketut Riasmaja mengatakan...

Semua pilihan yang kita tempuh, baik pilihan untuk memilih maupun tidak memilih merupakan hak individu yang tidak boleh diganggu gugat.. Namun hendaknya setiap pilihan yang kita ambil haruslah disertai juga dengan *minimal* perasaan tanggung jawab sebagai warga negara..

Saya akan mencoba untuk mengajak kita semua untuk menginstropeksi diri..

Bila merunut siapa yang salah, orang yang memilih atau orang yang golput, maka tidak akan bertemu dalam satu kesimpulan bulat. Karena masing-masing memiliki sudut pandangnya sendiri dalam "berdemokrasi". Kedua-duanya bisa sangat salah dan bisa sangat benar.. tergantung dari sudut pandang mana yang diambil..

Namun menurut saya *sekali lagi menurut saya* apabila dipandang dari sudut pengertian demokrasi itu sendiri, yaitu pemerintahan dari-oleh-dan untuk rakyat (disitulah rakyat berkuasa akan sebuah pemerintahan), maka golput agak sedikit tidak "kena", karena golput tidak mengambil andil di situ.. maka selayaknya golput tidak melakukan protes tatkala pemerintah yang berkuasa pada saat itu telah menyewengkan wewenangnya, karena golput sudah memilih untuk "abstein", yang artinya tidak mendukung siapa-siapa..

Akan berbeda "nilai"nya apabila seorang yang telah menyampaikan aspirasinya tersebut mendapati suaranya diselewengkan *dalam berbagai bentuk*, maka dia 100% berhak meminta pertanggungjawaban kepada pemerintah atau wakilnya yang menyelewengkan wewenangnya.. karena tadi.. dia sudah mengambil andil dalam proses pemerintahan dari-oleh-dan untuk rakyat tadi.. (minimal pada segi "dari"nya..)

Dalam arti demokrasi pun (yang sekarang mengalami penyempitan definisi yaitu sebatas sikap menggunakan suara), terkandung sebuah makna: tanggung jawab dan hak..
1. "dari", terkandung kewajiban dan hak untuk memberikan sikap..
2. "oleh", terkandung kewajiban dan hak untuk mengemban amanat rakyat..
3. "untuk", terkandung hak rakyat untuk menikmati semua "hasil" dalam demokrasi tersebut..

Dari ketiga item tersebut terdapat 3 bagian hak dan 2 bagian kewajiban... masihkah kita menuntut hak tanpa sekalipun kita melaksanakan kewajiban kita..? Betapa berdosanya apabila kita sampai seperti itu..

Namun sekali lagi.. nasib bangsa ada di tangan anda... dan anda yang memiliki pilihan...

*Sebuah ocehan ngelantur dari ilmu yang saya dapat di sekolah dasar..*

Subagya mengatakan...

Golput ketidak kepercayaan seorang dalam menentukan pilihannya, entah bimbang, entah kesal, sebal, marah,atau ketidakcocokan pendapat. Kembali ke indivindu masing-masing bagaimana kita menggunakan hak kita yang mungkin ada artinya/nilai bagi kemajuan negara kita. Baik itu pro, kontra bahkan golput sekalipun. Suara anda adalah nilai demokrasi yang sangat berharga di mimbar demokrasi ini pergunakanlah sebaik-baiknya. Kembali lagi ke diri kita masing-masing......

diana bochiel mengatakan...

asolajimm...itu sapa i ketut riasmaja..
sampe lupa mo komen apa liat komen dia yg pnjang bgt..haduuuuh pusing euy.liat ma baca postingan politik gini..gag ngertiii...huh...

Anonim mengatakan...

Golput sih sah-sah aja asal yg bersangkutan punya alasan kuat untuk golput dan ga mengajak orang lain untuk golput. Kalau seseorang memutuskan golput karena terpengaruh dari yang bersangkutan, itu urusan lain.

adinda andi anas mengatakan...

golput menurut saya bukan pilihan yang salah, saya sendiri nggak pernah ambil sikap untuk golput, karena menurut saya kita perlu mengeluarkan suara demi masa depan bangsa kita, saya cuma mencoba ngasih kepercayaan pada calon pemimpin yg saya pilih,kalo nanti dia nggak ngejalanin tugasnya dengan baik atau banyak masalah saat kepemimpinannya dia saya gak bakal nyesel..harapan saya cuma mudah2an Indonesia bisa keluar dari semua masalah yg ada.
oia, golput menurut saya juga bagian dr demokrasi kok.demokrasi artinya juga bebas menentukan sikap kan?:)

Benny Andhika mengatakan...

golput tidak dapat disalahkan sepenuhnya.. itu kan dikarenakan kekesalan masyarakat yang kecewa terhadap pemimpinnya terdahulu, dan merasa dibohongi dengan janji2 palsu

Anonim mengatakan...

setuju dengan pendapat "golput itu adalah bentuk protes masyarakat terhadap pimpinan yang tak berhasil me'muaskan' mereka".

tapi menurutku, mereka yang golput tak bijaksana jika mengkritisi pimpinan yang terpilih, karena mereka telah memilih GOLPUT! hehehe

The Diary mengatakan...

aku selalu golput bukan krn apa2 tp krn aku gak kedaftar hehehe...

tyasjetra mengatakan...

buat aku sih, lebih baik tidak memilih daripada diharuskan memilih tapi nggak sesuai kata hati..
betul..?

Anonim mengatakan...

GOLPUT..hehhe..saya udah 2 kali GOLPUT coz ga percaya sih ama janji-janji para calon..

Anonim mengatakan...

golput sama aja membiarkan org paling jelek memimpin dari org yg jelek,pilih mana?..

bersikap cerdas lebih baik dari pada berbuat yg tidak cerdas. hihihi

wendra wijaya mengatakan...

@ Nandien > Setuju banget dx, golput bukan berarti berhenti berbuat untuk bangsa ini..
@ Nugraha Adi Putra, edisamsuri dan Tukang Nggunem > Jadi golput juga merupakan pilihan, bukan?
@ Papapam Traffic > Menurut saya, kalo seluruhnya golput sepertinya gak mungkin. Seburuk apapun, setiap calon tentunya memiliki pendukung fanatiknya masing2
@ Mike > Trims bro.. sabar jgn emosi ntar cpet tua lho, hahaaa...
@ bani risset > Hahaaa.. begitulah kenyataannya.. Sepakat atw tidak, agama juga sudah mulai dipolitisasi lho..
@ I Ketut Riasmaja > Ini akan saya jadikan referensi. Tapi bagi saya, golput hanyalah salah satu bagian kecil dari demokrasi. Masih banyak hal2 lain yang bisa dilakukan rakyat diluar itu. Apakah hanya dalam Pemilu saja rakyat ikut ambil bagian dalam pembangunan bangsa ini? Diskusi yg menarik mas.. terima kasih atas masukannya.
@ subagya > Intinya, kembali pada hati nurani saja..
@ diana bochiel > Hahahaa.. semangat aja dech..

Anonim mengatakan...

bingung mo milih, apa besok :D
lebih baik gw pegangan aja, biar ngga bingung :mrgreen:

Anonim mengatakan...

klo aku dari dulu milih semua..biar kg di salah gunakan kartunya...he2 (hidup golput)

Anonim mengatakan...

belajarlah menghargai setiap keputusan orang lain..karena hanya dengan cara seperti itu seseorang bisa menjadi lebih bijak..

wendra wijaya mengatakan...

@ Thimbu > Hehee.. pegangan juga gak apa2, hihii
@ Aha > Yang terpenting emang pilihan dari hati, betul?
@ Nara > Wah, membentuk orang menjadi bijak dg kata2 bijak, heheeee.. Mari hargai perbedaan yg ada..

wendra wijaya mengatakan...

@ eeda > Sepakat!
@ adinda andi anas > Setuju Dinda. Indonesia bisa keluar dari semua masalah yg ada tentunya menjadi harapan kita semua..
@ Benny Andhika > Yupz..
@ Cerita Senja > Itu kembali ke personal masing-masing
@ Lyla > Lho, mang kenapa mbak?
@ tyas > Yupz.. ada beban moral yg harus kita tanggung jika tidak sesuai dgn hati nurani
@ enhal > Janji tinggal janji, heheeee.. Tapi gak semua lho.. ada juga pemimpin yg memang benar2 berusaha utk kepentingan rakyatnya..
@ Rofi > Semuanya kembali pada personal masing2
@ saya la u rra :) > Betul...

Firdaus Ariefatosa mengatakan...

saya selalu kesulitan memilih yang terbaik diantara yang terburuk.

Seringnya yang terjadi kan gitu wen.. Pilihan yang dihadapkan *dalam tatanan demokrasi*.. entah kenapa selalu begitu.

inicuma mengatakan...

kalau kita memang menjunjung demokrasi kenapa masih mempermasalahkan GOLPUT, seharusnya yang dipermasalahkan calon pemimpinnya sudah layakkah dia menjadi pemimpin kita, kalau memang layak saya kira kemungkinan untuk GOLPUT minim

Eucalyptus mengatakan...

Kalau saya golput waktu iu karena kartu pemilih saya terselip entah kemana... sbg warga negara saya tetap ingin menggunkan hak pilih

Kristina Dian Safitry mengatakan...

seandainya wendra ini kita calonkan jadi presiden mau gak ya dia?he..he..

Anonim mengatakan...

waduhh.. iy nie om wendra jadi presiden..bagus juga..asal jng lupa sama rakyatnya..:D

Anonim mengatakan...

iya nih, hidup itu emang harus milih, dan keputusan akhir itu jgn terlalu disesali, toh pilihan kita2 juga

Gun mengatakan...

dari seorang Wendra yang kritis, dan keren abis..
daripada pusing ttg negara..mendingan milih Wendra aja jadi presiden...:D

wendra wijaya mengatakan...

@ Gus > Yah, semoga kang..
@ Firdaus dan Oeoes > Betul mas.. kayaknya gak ada perubahan sama sekali..
@ Eucalyptus > Memang sebaiknya menggunakan hak pilih masing-masing. Tapi itu kembali lagi ke personal masing2. Mudah2an kartu pemilihnya gak hilang lagi, heeee..
@ Kristina Dian Safitry, Erwin dan Jovie > Wakakakaakkk.. PILIH SAYA! DAN SAYA AKAN LEBIH MENYENGSARAKAN KALIAN, haahaahaaaa..
@ Bayu Aditya > Yang terpenting kita memang yakin dengan pilihan yg telah dibuat..

Anonim mengatakan...

jujur aja klu bt sayah mah mending golput deh drpd gada pilihan,abis puyenk pilih ini itu sama saja :D

wendra wijaya mengatakan...

@ Utti > Heheeee.. semuanya kembalikan saja pada diri masing=masing.. Keputusan untuk tidak memilih itu juga pilihan

Mama Beruang mengatakan...

anjrit! kompleks banget!
golput jg menyuarakan aspirasi..
menyuarakan bahwa kita emoh milih di kancah politik yg makin kacrut.. ga perlu ngomong jg udah ketauan. ga perlu nyoblos jg udah terbaca.
tapi dari segi ekonomis, kita dirugikan bung, soale mereka pesta demokrasi pake duit rakyat, duit kita2 juga, rugi klo ga ikut andil, dikadalin dua kali klo begitu..
hAYOOO? mumet kan?

wendra wijaya mengatakan...

@ si dede jadul punya > Sabar De.. Tarik nafas dalam-dalam, tahan, keluarkan..

Tarik nafas lagi, tahan, keluarkan.....

ebleh 182, Indonesia blogger mengatakan...

Saya rasa golput adalah hal yang tepat. Itu untuk mencegah terjadinya kepalsuan. Ntar aku milih. eh, orangnya nggak bener. Kan jadinya dosa.. Makannya, kalo lagi kampanye jangan muluk2... Rakyat sekarang piter-pinter..

inicuma mengatakan...

@Kristina dian safitri : wah kalau wendra dijadikan calon kayaknya para blogger setuju mbak, hehehe

Anonim mengatakan...

Wooeeee.. para golputers kapankah kalian sadar bahwa satu suara kalian dapat merubah negeri ini ?

pesaji negara mengatakan...

pungli, pungli,......
Sebenarnya pungli sangat mudah di dibinasakan,
jika hidup yang layak tidak pula dibinasakan.

Posting Komentar

 
Wendra Wijaya

Buat Lencana Anda