Tragically Romantic Something El: Cinta dalam Secangkir Kopi


CINTA merupakan rasa paling purba dalam kehidupan manusia. Ia hadir dan mengalir, sebagai sebentuk energi yang menguatkan sekaligus melemahkan, membuka kesadaran sekaligus membutakannya. Definisi cinta seperti inilah yang diterjemahkan Something El dalam album perdananya, Tragically Romantic, yang diluncurkan di Newseum, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tragically Romantic berisikan 11 kisah sederhana tentang cinta berbahasa Indonesia dan Inggris. Tema yang relatif “ringan” ini justru menjadikan karya-karya Something El menjadi lebih sublim, karena memiliki kedekatan history dengan siapa saja. Dalam hal ini, Something El yang digawangi Lutphi Alman dan Ladrina Bagan, dapat dikatakan cukup cerdas dalam memandang realitas yang terjadi di sekitar, sekaligus mengolahnya dalam ramuan musik yang sederhana, segar, namun tak lepas dari latar belakang kisah yang mendasari proses penciptaan karya.

Cinta itu ajaib, dan seringkali tak terduga. Banyak hal bisa terjadi ketika diliputi rasa cinta. Bahkan tak jarang, cinta yang dirasakan tak sejalan dengan realitas yang tengah dihadapi. Begitu banyak aturan dan dinding-dinding yang menyekat sebuah kisah cinta. Pertanyaan-pertanyaan tentang cinta seringkali menghinggapi benak setiap insan. Salah satu lagu Something El berjudul Adakah yang Salah yang sekaligus menjadi single Tragically Romantic berupaya menerjemahkan realitas tersebut.

adakah yang salah dengan cintaku
adakah yang salah dengan rasaku
aku suka dia, dia pun juga
tapi tak boleh bersama

Atau simak pula dalam lagu Love’d. Keajaiban cinta nampak pada lagu berbahasa Inggris yang mengisahkan tentang seorang anak mencintai calon ayah tirinya sendiri. Meski masih terbilang tabu, hal-hal seperti ini sebenarnya tengah dan telah terjadi dalam masyarakat.

yes, i know tomorrow
i should call you daddy
coz my mom loves you
and you will marry her
but oh daddy i really in love with you

when i say i'm in love that is you
i'm in love with you
Kesederhanaan lirik menjadi salah satu kekuatan Something El. Mereka berusaha mendekatkan diri dengan para pendengarnya, “mengulas” realitas dengan bahasa yang ringan, takaran musik simple akustik yang sederhana nan segar, sehingga tak perlu mengernyitkan kening untuk lebih memahami maknanya.

Jika dicermati dari lagu, lirik, dan garapan musikalitasnya, Something El berhasil membebaskan diri dari godaan meng-indah-indahkan sebuah karya. Karena pada prinsipnya, sebuah karya yang baik adalah buah daya tanpa upaya melakukan pengingkaran-pengingkaran atas keberadaannya. Dalam konteks ini adalah, bagaimana keikhlasan untuk membiarkan karya-karya yang tercipta tetap terjaga utuh, dengan mengabaikan selera mayoritas pasar sehingga tidak terjebak dalam industrialisasi yang kini tengah berlangsung dalam dunia industri musik Indonesia.

Ladrina Bagan (vocal), mengatakan cinta dalam karya Something El merupakan sebuah perpaduan yang dapat dikatakan sempurna, dengan racikan yang tepat pula segar. Jika bisa diibaratkan, kisah cinta dalam Tragically Romantic Something El merupakan kombinasi rasa sempurna dalam secangkir kopi: sedikit pahit, namun diminati dan tetap mampu dinikmati setiap saat. Ia merupakan harmonisasi perbedaan yang saling bersinergi sehingga menghasilkan “rasa” yang diinginkan, tergantung kepiawaian dalam menempatkan, meramu dan menerjemahkan setiap rasa yang ada.

Sementara Lutphi Alman (gitar/kibord) berkeyakinan, setiap musik memiliki penikmatnya tersendiri. Ia pun tak ragu meramu musik sesuka hati, menuangkan idealisme dan rasa yang muncul ketika pembuatan lagu maupun saat proses rekaman berlangsung, dengan membuka diri meleburnya setiap genre musik yang ada dalam karya-karya Something El.

Foto dari sini

Lihat Tulisan Lainnya:



Posting Komentar

 
Wendra Wijaya

Buat Lencana Anda