................................
Gak cukupkah
Gak cukupkah
Banyak nyawa yang hilang dan terbuang percuma
Berapa lagi
Banyak korban berceceran darah tak berdosa
Putihmu yang suci jangan ternoda
Merahmu yang berani diterpa hujan badai
................................
(Bendera Setengah Tiang — Slank)
Berapa lagi
Banyak korban berceceran darah tak berdosa
Putihmu yang suci jangan ternoda
Merahmu yang berani diterpa hujan badai
................................
(Bendera Setengah Tiang — Slank)
Romantisme akan kedamaian dan ketenteraman di masa lalu, untuk saat ini, sangatlah sulit didapatkan. Berbagai persoalan silih berganti mengiringi perjalanan peradaban bangsa ini.
Jika kita mau berpikir secara jernih, kekhawatiran demi kekhawatiran akan nasib bangsa ini sudah pula diteriakkan oleh masyarakatnya. Tak terkecuali oleh Slank. Lewat lagu ”Bendera Setengah Tiang”, kelompok musik Indonesia papan atas itu berusaha menyadarkan masyarakat bangsa ini akan kealpaan terhadap nasib dan arah bangunan peradaban bangsa Indonesia.
Di sini, saya tidak hendak menyanjung dan mengagungkan Slank berikut lagu Bendera Setengah Tiang-nya. Tapi, saya hanya ingin mengajak anda dan kita semua kembali bercermin atas perilaku kita sebagai rakyat bangsa ini. Makna apa yang bisa kita dapatkan?
Bercermin dari realita yang terjadi beberapa tahun belakangan ini, rupanya perilaku rakyat, terutama yang mengatasnakan rakyat (atau agama?) demi kepentingan pribadi atau kelompok, sangatlah berpengaruh besar terhadap perjalanan bangsa Indonesia. Entah itu berdampak buruk ataupun baik. Tapi sayangnya, sebagian besar perilaku ini telah berdampak buruk, terutama yang perilaku yang disertai aksi anarkisme.
Sungguh sangat tragis! Indonesia yang memegang teguh hukum rupanya belumlah mampu mengatur perilaku masyarakatnya sendiri. Oknum masyarakat cenderung memilih aksi anarkis untuk menyampaikan aspirasi mereka untuk menuntut perubahan.
Kondisi ini tentunya sangat riskan terjadi di Indonesia. Disadari atau tidak, masyarakat bangsa ini sesungguhnya sangatlah mudah terprovokasi. Dan rupanya, ruang inilah yang sangat mudah dipolitisasi oleh kelompok-kelompok tertentu, yang berlindung di balik nama rakyat ataupun agama untuk memenuhi ambisi mereka.
Inilah gambaran bangsa kita saat ini. Bangsa yang kita harapkan dapat memberi kedamaian bagi rakyatnya rupanya digagalkan atau dipolitisi oleh masyarakatnya sendiri, dalam hal ini oknum yang berkepentingan. Tapi kondisi ini janganlah membuat kita menjadi lengah. Justru cobaan demi cobaan yang menerpa Indonesia harus dijadikan tonggak baru untuk lebih mempererat hubungan psikologis kita sebagai bagian bangsa ini.
Jangan sampai bumi kembali menjadi saksi bisu dan menerima darah putra-putri terbaik bangsa Indonesia. Maka marilah kita berpikir dan merenungkan kembali, apa yang telah dan akan kita perbuat untuk menjaga kibaran Sang Saka Merah Putih di atas bumi pertiwi ini!
Terinsipirasi dari cerita senja
2 komentar sahabat:
Setuju... agar kedamaian dan kesejahteraan rakyat dapat terwujud kayaknya gak perlu anarkhis2an gitu deh..
wen, aku baru nyadar kalau itu ada tulisannya terinspirasi dari:
hehehe, terharu nih
Posting Komentar