Ketika “Musim” Eksekusi Mati Tiba

Sebelumnya saya mau minta maaf sekaligus terima kasih kepada Laurencia. Tulisan ini merupakan diskusi singkat saya dengannya. Sorry mbak....

Belakangan ini, istilah eksekusi mati tiba-tiba menjadi populer. Bahkan saking populernya, istilah ini melebihi Pemilu 2009 ataupun korupsi. Ya, bangsa ini mungkin tengah terlena dengan istilah itu.

Di awal-awal penerapannya, istilah eksekusi mati tentu saja cukup membuat gempar masyarakat negeri ini. Masa sih bangsa Indonesia yang menganut “paham ketimuran” mampu melaksanakan hukuman itu?

Tapi sekarang hukuman atau eksekusi mati itu memang benar-benar diterapkan. Bahkan, kita sudah latah mengucapkan istilah itu. Untuk di Indonesia, saya melihat hukuman mati belum layak diterapkan. Karena apa? Penyebab dari segala perilaku "korban" hukuman mati ini adalah orang-orang yang tertekan dan dipaksa oleh keadaan. Di satu sisi, kita memang sedih melihat perilaku tidak manusiawi yang dilakukan si terhukum. Tapi di sisi lain, justru hukuman yang dijatuhkan penegak hukum kepada si terhukum ini juga merupakan perilaku yang tidak manusiawi. Sama saja!

Begitulah. Selalu ada dua sisi yang bertentangan di dalam suatu peristiwa. Untuk di Indonesia, "korban" hukuman mati merupakan masyarakat kecil yang berusaha melawan segala tekanan, baik tekanan hidup (Sumiarsih dan Sugeng) maupun jiwanya (Amrozy cs). Dengan kata lain, mereka adalah perpanjangan tangan dari pihak-pihak yang menciptakan tekanan itu. Kalau memang bangsa ini mau jujur dan ingin menerapkan hukuman mati secara adil, tentunya "korban" tidak hanya sebatas Sumiarsih, Sugeng dan Amrozy Cs, tetapi juga para penguasa negeri ini (koruptor) dan gembong teroris di Indonesia.

Intinya, jika ingin menerapkan hukuman mati itu, bangsa ini juga harus melihat sisi keadilannya, bukan hanya menggunakan logika hukum saja! Tapi tetap saja, ini tidak akan menyelesaikan masalah. Bangsa ini memang harus memperbaiki dan membangun kembali mental anak bangsanya. Karena saya yakin, hukuman mati pun tidak akan membuat jera orang-orang yang merasa tertekan dan tertindas oleh keadaan.

Teman saya Laurencia juga mengaku tidak sreg dengan penerapan hukuman mati itu. Karena menurutnya, kehidupan itu adalah milik Tuhan, bukan manusia! Jadi sebagai manusia, tidak selayaknya kita mengambil sesuatu yang bukan haknya.

Memang betul, beberapa perbuatan mereka itu keterlaluan, bahkan biadab. Tapi kalau kita juga melakukan hal yang sama, lalu apa bedanya kita dengan mereka, walaupun itu dilakukan dengan alasan yang “agak” berbeda. Mereka (si terhukum) membunuh karena alasan ekonomi atau lainnya. Korban-korbannya pun tidak bersalah. Mereka pun akhirnya dieksekusi mati karena perbuatannya sendiri. Untuk di Indonesia, seharusnya penerapan hukum hanya sampai pada hukuman seumur hidup saja. Toh dengan jalan ini, mereka telah diamankan dari berbagai kemungkinan untuk berbuat yang sama.

Nah, apa pendapat anda?

Lihat Tulisan Lainnya:



28 komentar sahabat:

inicuma mengatakan...

hukuman mati...??pokoknya nggak setuju, sebab semua yang jadi korban hanya orang kecil saja, bukannya mau bela orang kecil yang bersalah sih, tapi apakah sudah benar penerapan hukum di indonesia ini????

Kang Boim mengatakan...

yup hukuman mati mati saat ini masih menjadi kontroversi di indonesia...satu sisi kl kita melihat dari sisi korban, misalkan pembantaian satu keluarga...sepertinya hukuman mati memang pantas tuk di dapatkan...pa lagi kl pembunuhan berncana....tp apabila di lihat dari sisi pelaku (dalam konteks sudah si pelaku sudah jera dan kapok)makan hukuman seumur hidup saja sudah cukum setimpal....sekali lagi manusia tidak akan pernah bisa berlaku adil...hanay tuhan sang pencipta lah yang mampu melakukannya...

Apollo Lase mengatakan...

yup, urun rembuk... banyak negara sudah menghapuskan hukuman mati dalam konstitusinya. apakah Indonesia mau meratifikasi itu? ini tergantung penyelenggara negara ini. saya pribadi tidak setuju dengan hukuman mati... efek jera cukup dengan hukuman kurungan seumur hidup. dengan begitu ada kesempatan untuk bertobat bagi pelaku.

fyi, ada wacana baru lagi untuk menghukum mati koruptor... jadi ya, negara keliatannya belum ada niat menghapus hukuman mati itu.

salam

Mike.... mengatakan...

aq ga ngerti soal hukum sih..hanya kalo hukuman mati emang ngeri juga..tapi biarpun ngeri tetap tidak membuat gentar pelaku kejahatan untuk menghampiri hukuman mati itu sendiri...ah..ngomong apa aq ini..

Mama Shahira dan Syafiq mengatakan...

Kalo menurut mama sih ya setuju2 aja.. tapi di liat dulu kasusnya seperti apa.. kl dia bunuh orang.. ya emang wajar donk kl di eksekusi mati.. itupun di liat dulu dia membunuh karena sengaja ato karena mempertahankan keselamatannya sendiri...jadi sesuai dengan perbuatannya... Terus sebelum menerapkan hukuman mati, sebaiknya benahi dulu hukumnya.. udah bener2 adil lum..? trus jangan ada intimidasi ama orang kecil.. kasian kan ibaratnya udah jatuh jadi ketimpa tangga juga..

Anonim mengatakan...

yg gw tau...sebelum dia dihukum mati... dia jga nunggu beberapa tahun buat dieksekusi... jadi kayak kemarin tuh ditangkap taon 2002 trus di vonis mati,,, nanh... taon 2008 baru di sikat... 6 taon nunggu.. waduh... kacau banget tuh pikiran yg terpidana mati ya... kasihan... he...he..

Gun mengatakan...

Hukuman Mati..??

Wuihihih,,Ini adalah langkah HEBAT untuk memberantas kemiskinan Bangsa ini..

Hanya orang-orang kaya yang bertengger di urutan atas bangsa ini yang tentunya bisa menyuap supaya gak dihukum mati, bahkan bisa membeli nyawa orang-orang miskin tanpa perdulu bahwa orang miskin adalah berkah...


Akhirnya Rakyat Miskin Berkurang...!! Wuihh...

Gun mengatakan...

Dengan Hukuman Mati berlaku di bangsa ini, rakYat Miskin Berkuraaaaaanggg...hihikz...

Kabuu ..rrr!!

Anonim mengatakan...

iya, saya juga nggak setuju.. bukankah hukuman mati sama dengan mencabut nyawa orang lain secara legal?ck..
saya lebih setuju cara penjara seumur hidup. tapi.. tidak menutup kemungkinan untuk ngebebasin orang itu.semua tu proses hidup kan?orang jahat bisa berubah baik, napa tidak..orang baik bisa berubah jahat, bisa saja..
Tuhan saja mengampuni, mengapa kita tidak bisa?

Anonim mengatakan...

aha, hukuman mati ya?
kurang setuju kenapa ada hukuman mati, sama seperti ide hukuman rajam yang memotong motong bagian tubuh jenis hukuman ini menurut saya inhuman. benar kata saudara elmo diatas bahwa ada kemungkinan untuk membebaskan si tahanan di kemudian hari. apalagi jika nantinya diketemukan bukti yang meringankan hukuman. pada kasus sumiarsih, tambah aneh lagi ketika vonis hukuman mati baru dijatuhkan ketika mereka sudah sekitar 20th menjalani masa tahanan. aneh..

Kemala Astika mengatakan...

hukuman..?
bangsa ini harus mulai pintar untuk memaknai sebuah hukuman.
hukuman apapun wujudnya, harus dilandasi oleh nurani tanggungjawab akan kelangsungan hidup yang akan datang. artinya, ketika kita tembak mati 'dor', lalu apa selanjutnya, what's next?
selama ini, semua hanya berhenti sampai itu saja, menguap dan terlupakan.
ketika tibo cs di eksekusi mati, apa poso kembali tenang? tidak kan.
ketika bandit narkoba di 'dor', narkoba malahan semakin mulus menari di dada para pemuda indonesia.
pun ketika 'sugeng dan sumiarsih' di cabut nyawanya, apa paket kriminal indonesia semakin melemah? tidak tuh..malah semakin beragam dan murah2.
jadi, dihukum atau tidak, yang penting follow up kedepannya, ada gunanya atau tidak.

Ge Siahaya mengatakan...

Hmm...hukuman mati? Rasanya mengerikan, ga ngerti banyak siy ttg hukum, tapi rasanya sama saja seperti merampas kehidupan orglain, sedangkan hidup ini TUHAN yg punya.

Yg pasti, rasanya giris sekali. Kenapa tambah lama negara ini lebih bengis ya? Bengis dalam hal penghukuman, dan bengis dalam hal ketidak-perdulian thdp seruan yg tertindas...

Pokoknya sedih..

Mama Beruang mengatakan...

saya pro hukuman mati.
setidaknya hrs ada yg dihukum. pemerintah mau tak mau hrs memulai.
entah itu pro ato kontra, ekstrim ato ga, manusiawi ato hewani, toh pada dasarnya tu menunjukkan kita pny hukum yg tegas.
coba kasih solusi klo anda memang ga setuju dg huk mati, Amrozi cs musti dihukum bagaimana?
suruh bersihin wc seumur hidup?

wendra wijaya mengatakan...

@dede> kalau menurutku sih hukuman seumur hidup udah cukup. setidaknya itu membuat dia intropeksi diri.

Atau paling tidak, mudah2an saja lahir sebuah karya dari mereka. Contoh saja Imam Samudra. Meski entah isi bukunya apa, bagiku itu telah menunjukkan bahwa telah tumbuh kesadaran baru darinya. Kesadaran untuk berbagi! Bukankah ini sesuatu yang patut diapresiasi positif? sekali lagi, itu terlepas dari isi bukunya...

Pro kontra itu wajar. Bukankah pilihan itu masalah personal?

Anonim mengatakan...

Konsep tata hukum negara kita secara hirarki warisan dari koloni belanda,sehingga tidak pernah mengena dengan kondisi riil bangsa ini. secara konsep hukuman mati adalah baik, hanya saja harus dikaji secara lebih konfrehensif dengan melihat letak kasus dan kasus apa yang sesuai dengan hukuman itu. kasus sumiarti dan sugeng selama 20 tahun menglami hukuman penjara kemudian hukuman mati adalah sebuah refleksi arogan dari meja pengadilan dan plaksanaan hukum warisan koloni. kalau pun hukuman mati dilaksanakan, selayaknya diberikana kepada penguasa yang laknat terhadap rakyat dan kepada para koruptor yang tidk pernh berpikir bahwa itu adalah uang rakyat..kesimpulannya, konsep hukum di indonesia harus ada kaji ulang dan sayangnya pemerintah hari ini lebih utamakan popularitas ketimbang penegakan hukum secara sungguh2.

Anonim mengatakan...

Wah wah, hukuman yang satu ini emang banyak mengundang perdebatan...di satu sisi terhukum memang benar2 berat tingkat kesalahannya, namun disisi yang lain sebagai sesama manusia seharusnya kita tidak berhak mencabut nyawa orang lain...jadi piye ya...mungkin suatu saat perlu dipikirkan alternatif hukuman yang sepadan untuk mengganti jenis hukuman yang satu ini. Btw saya juga pernah posting tentang hukuman mati, sudah lamaaaa banget...silakan crosscek aja kalo sempat,hehehe....

Anonim mengatakan...

Hukuman mati .... kalo karena bunuh orang2 sih ya sepertinya wajar, sesuai syariah islam mungkin ya, tapi koruptor yang menyengsarakan banyak orang gimana ya ?... kan mereka juga psikopat .... tanpa penyesalan dan merasa tidak bersalah ... atau mungkin hobby ... ha ha

Anonim mengatakan...

Hukum eksekusi mati telah di design sedemikian rupa, hingga hukum ini hanya untuk golongan2 tertentu saja.

Coba seandainya:
Anggota dewan yang ketahuan
1. Korup
2. Menyuap
3. Terima Suap.
4. Tahu ttg Suap-menyuap tapi tidak melapor ke KPK.
Semuanya Di hukum Eksekusi Mati.

Pasti seru,.. dan generasi selanjutanya bisa mengisi kemerdekaan tanpa Korup lagi.

Rakyat Adil, Makmur, setara negara lain.

Azwar mengatakan...

Hukuman mati telah lama menjadi perdebatan penjuru dunia, ada kalangan yang pro dan kontra. Sejak perang dunia II sudah ada 90 negara yang menghapuskan hukuman mati ini, dan hanya tinggal kira-kira 64 negara yang mempertahankannya. Dan sebagai juara didalam memberikan hukuman mati adalah negara Republic of China. Apa Indonesia pengen menyaingi RRC dalam masalah pemecahan record ini bisa di pertanyakan.

Laura Dame Rosa mengatakan...

gimana pun alesannya , mo dia harus dpt hukuman mati karna ngebunuh , korup , mperkosa , dll .
bwt gw ttp hidup mati di tgn Tuhan .
jd gw ttp gg stuju hukuman mati .
malah nambah dosa si peng eksekusi .

Anonim mengatakan...

pertanyaannya adalah apakah penerapan hukum dengan seadil-adilnya apakah diberlakukan secara merata atau hanya berlaku tebang pilih? coba dikembalikan kepada seluruh bagian dari bangsa ini, mau dibawa kemana hukum dan untuk tujuan apa. selain itu, perlu dicermati untuk kasus-kasus apa penerapan hukuman mati ini dapat diberlakukan. sekali lagi, hati nurani harus diseimbangkan dengan pemikiran logis.

-- mengatakan...

Aku sih masih kurang setuju dengan hukuman mati....
Atas dasar efek jera (buat orang lain)lantas nyawa orang melayang?
Apakah dengan melihat kenyatan seperti ini para pelaku kejahatan berpikir dulu sebelum bertindak?

Anonim mengatakan...

kalo nggak dibuat hukuman mati,,, semua orang pasti banyak yang masih berani untuk membunuh orang. . .

@dewikhami mengatakan...

hukuman mati?

sebagai umat yang masih mempercayai hukum Tuhan, aku tidak menyetujuinya..

Ada cara lain dari Tuhan untuk menghukum umat-Nya, toh?

Arjuna Valentino mengatakan...

sisi kemanusian hukuman mati emang kejam, di sisi hukum hukuman mati emnag pantas, namun di sisi Tuhan hukuman mati itu mungkin Tuhan berkata "emangnya gue pikiran..toch rohnya tetap sama buatKu," hehe sorry ya..??

I Ketut Riasmaja mengatakan...

Iya.. mending hukukan seumur hidup aja.. biar terpidana dapat merasakan sedikit kesengsaraan selama di penjara.. he.he.he..

*kejam juga ne.. kabuur..*

Posting Komentar

 
Wendra Wijaya

Buat Lencana Anda