Nurani Atau Kepentingan???

Bali semakin panas! Seperti lazimnya yang terjadi di Indonesia, kondisi sosial masyarakat Bali ”menegang” menjelang pesta demokrasi dan politik (baca: Pilkada). Masa-masa kampanye telah dilalui. Masyarakat disuguhi berbagai janji dan program-program muluk untuk memajukan Bali, yang entah akan ditepati atau tidak!

Berbagai aktor politik memainkan perannya. Mempengaruhi massa hingga menyudutkan kandidat, telah menjadi sesuatu yang wajar. Masyarakat diberikan ”pendidikan penting”, bagaimana cara-cara mempengaruhi serta membujuk seseorang untuk masuk dan mengikuti keinginan politik calon atau partai politik tertentu!

Saling mempengaruhi ataupun keinginan orang bergabung setelah mendapat pengaruh, tentulah menjadi masalah atau hak personal masing-masing. Tapi entah kenapa, saya selalu ingin tahu bagaimana cara membedakan kalau masyarakat memang benar-benar menuruti hati nuraninya, atau karena terkena pengaruh tim sukses dalam memilih seorang kandidat?

Bagi beberapa orang, pertanyaan ini tentu tidaklah begitu penting. Bahkan, mungkin saja pertanyaan ini menjadi sebuah pertanyaan lawas yang tidak akan mendapat jawabannya. Tapi bagi saya, masalah ini tak sesederhana itu. Pemimpin yang dipilih masyarakat karena adanya pengaruh atau ajakan seseorang (tim sukses kandidat), bagi saya adalah sebuah langkah awal menuju kehancuran yang lebih besar (mudah-mudahan saya salah).

Sampai hari ini, saya masih memimpikan sebuah proses demokrasi yang dilakukan dengan cara-cara yang ”jujur”. Saya sangat merindukan sosok pemimpin yang memang murni merupakan pilihan masyarakat Bali. Saya merindukan sosok pemimpin yang lahir dari sebuah proses panjang dalam masyarakat untuk membawa Bali ke arah yang lebih baik. Ya, saya merindukan itu.....

Lihat Tulisan Lainnya:



7 komentar sahabat:

Anonim mengatakan...

yah...asal gak pilih garagara iklan sering muncul ditipi ajah. pusing liatnya...hehe

wendra wijaya mengatakan...

@cerita senja> mudah2an aja. tapi masalahnya banyak orang yang akhirnya salah pilih. pengen keadaan lebih baik tapi ternyata lebih parah dari kepemimpinan sebelumnya. lalu....?????

Kang Boim mengatakan...

wah...suhu politik di bali sudah memanas ya...ya inilah permainan aktor 2politik yg ingin berrebut kekuasaan...

Anonim mengatakan...

kira-kira pilkada kemarin sudah berlangsung jujur dan adil belum? bagaimana soal bagi-bagi uang santunan, yang sudah nyata-nyata membeli suara sejak kampanye?

Gun mengatakan...

Pemimpin yang dipilih masyarakat karena adanya pengaruh atau ajakan seseorang (tim sukses kandidat), bagi saya adalah sebuah langkah awal menuju kehancuran yang lebih besar

Se-& Banget nih...
Kalo terus2an kayak gitu..gak ada lagi pemimpin jujur yang akan terpilih dan mau dibaawa ke mana Bangsa ini??

Azwar mengatakan...

pemimpin bukan hanya dilihat dari seberapa besar prestasi yang dia telah buat tetapi seberapa besar yang dia telah lakukan dengan ikhlas tanpa meminta inbalan seperti sogokan atau apalah yang notabene menjurus ke korupsi

I Ketut Riasmaja mengatakan...

Yah... semoga siapapun yang terpilih dapat merealisasikan janji-janji yang telah diucapkan..

*Janji-janji//Tinggal janji..*

Kayak lagu tuh.. he.he.he..

*kabuur..*

Posting Komentar

 
Wendra Wijaya

Buat Lencana Anda