Aku adalah pejalan jauh. Menyusuri setiap rumah, melintas di antara perbatasannya. Berapa lama sudah aku mengembara di dunia yang teramat asing bagiku. Dibawa belaian angin yang menuntunku ke setiap rumah. Entah berapa rumah sudah yang aku singgahi, berharap menemukan kekasih yang setia menyambutku. Aku ingin menyusuri jejak-jejak itu.
Di setiap rumah yang kukunjungi, ada saja hal baru yang kutemukan. Ada keramahan, bahkan sikap acuh sekalipun. Ah, mungkin itu hanya pikiranku saja. Mungkin aku terlalu gampang menjatuhkan vonis. Sudahlah, aku tak ingin bertikai dengan pikiranku sendiri. Siapalah aku selain sepenggal kata dalam semesta ini?
Aku melanjutkan pengembaraanku. Tetapi perjalanan terlampau jauh. Rumahku sendiri hancur. Lenyap atas kecerobohanku sendiri. Ya, aku terlalu ambisius. Aku selalu bermimpi memiliki rumah seperti yang sering aku jumpai dalam pengembaraanku. Aku tersesat hingga lupa jalan pulang. Rumah itu telah usang, rusak! Dan aku menguburkannya di kedalaman hatiku, bersama alamat karib yang hingga kini masih terus kutelusuri….
Rumah itu telah berdiri. Menyambut setiap karib yang masih iklas mengunjungiku. Menyuguhkan mereka dengan sisa-sisa semangat yang masih kumiliki. Ah, aku tak mau hanya berdiam diri saja. Aku harus kembali mengembara, menuju ke setiap rumah yang entah, di rumah yang entah dan negeri yang entah. Ke sebuah tempat yang masih asing bagiku.
Ku susuri kembali jejak demi jejak itu. Ternyata alamat-alamat itu cukup mudah ku temukan. Dunia ini terlampau ramah untuk dikunjungi. Di setiap rumah, aku menemukan (kembali) beberapa alamat yang dulu terkubur di rumah lamaku, juga alamat baru yang tentu akan kusinggahi.
Dari sekian banyak rumah yang kukunjungi, aku menemukan kehangatan di rumah milik seorang perempuan yang khas dengan cerita-cerita senjanya. Ada keteduhan yang kurasakan di sana. Aku betah berlama-lama di sana. Cerita-ceritanya selalu menarik untuk dinikmati. Entah itu, tentang kerinduannya terhadap kehadiran senja, ataupun tentang kekesalannya atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Ah Senja, engkau memang selalu hadir dengan keindahan senjamu.
Dari Senja pula, aku mulai menyusuri setiap rumah yang lain. Hingga akhirnya aku berlabuh ke sebuah rumah yang menjadi tempat belajarku. Rumah itu milik seseorang yang mengaku bernama Firdaus. Pengembaraan kulanjutkan hingga terdampar ke rumah seseorang yang luar biasa. Kemampuannya dalam menyajikan setiap permasalahan sempat membuatku terpana. Siapakah dia hingga membuatku betah berlama-lama berada di rumahnya. Aku menemukan sensasi yang lain. Sesuatu yang entah. Tapi pastinya, aku menangkap sesuatu yang baru, sesuatu yang tidak (belum) ketemui di rumah-rumah lainnya.
Tapi bagaimanapun, aku tak bisa berlama-lama di sana. Maka kuputuskan untuk kembali melangkah. Menyusuri jejak demi jejak yang entah akan membawaku kemana. Ah, di sebuah kotak pos (entah di rumah yang mana), aku membaca sepucuk pesan dari seseorang yang belakangan ini baru ku ketahui memiliki banyak nama. Tak kuasa membendung penasaranku, aku melacak, menyusuri hingga kutemukan rumah itu. Ternyata rumah itu adalah adalah sebuah rumah yang sudah kukenal. Kediaman seorang perempuan. Rumah itu sangatlah ramai. Mungkin, rumah itu juga menjadi rumah bagi setiap orang.
Aku mulai betah bercengkrama dengan pemilik rumah. Berkenalan dengan para penghuni lainnya, termasuk sebuah alamat yang sangat bersahaja. Sungguh, ia sangat ramah. Sangatlah pantas jika kemudian ia menyebut dirinya abang bagi setiap tamu yang berkunjung ke rumahnya. Tapi kini, entah karena apa, ia menghilang. Ah, mungkin ia sibuk….
Alamat-alamat itu hanyalah sebagian kecil dari rumah-rumah yang pernah kukunjungi. Satu hal yang ku pahami, di setiap rumah, aku menemukan sesuatu baru. Aku mendapatkan pelajaran baru. Ilmu hidup; tentang cinta dan permasalahan-permasalahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah proses yang bernama kehidupan
Penting!!!
Tulisan ini sudah kadaluwarsa setelah menggunakan template ini....
Di setiap rumah yang kukunjungi, ada saja hal baru yang kutemukan. Ada keramahan, bahkan sikap acuh sekalipun. Ah, mungkin itu hanya pikiranku saja. Mungkin aku terlalu gampang menjatuhkan vonis. Sudahlah, aku tak ingin bertikai dengan pikiranku sendiri. Siapalah aku selain sepenggal kata dalam semesta ini?
Aku melanjutkan pengembaraanku. Tetapi perjalanan terlampau jauh. Rumahku sendiri hancur. Lenyap atas kecerobohanku sendiri. Ya, aku terlalu ambisius. Aku selalu bermimpi memiliki rumah seperti yang sering aku jumpai dalam pengembaraanku. Aku tersesat hingga lupa jalan pulang. Rumah itu telah usang, rusak! Dan aku menguburkannya di kedalaman hatiku, bersama alamat karib yang hingga kini masih terus kutelusuri….
*****
Perlahan, aku kembali membangun rumahku. Kini aku membubuhi warna hitam di rumah baruku. Pekat, sekelam hatiku ketika mulai membangunnya kembali. Tapi ada satu yang tak berubah, aku tetap ingin menggelorakan semangatku. Ingin tetap memerdekakan pikiran, untuk kemudian kumuntahkan bersama segala beban yang selama ini mengganjal di hatiku.Rumah itu telah berdiri. Menyambut setiap karib yang masih iklas mengunjungiku. Menyuguhkan mereka dengan sisa-sisa semangat yang masih kumiliki. Ah, aku tak mau hanya berdiam diri saja. Aku harus kembali mengembara, menuju ke setiap rumah yang entah, di rumah yang entah dan negeri yang entah. Ke sebuah tempat yang masih asing bagiku.
Ku susuri kembali jejak demi jejak itu. Ternyata alamat-alamat itu cukup mudah ku temukan. Dunia ini terlampau ramah untuk dikunjungi. Di setiap rumah, aku menemukan (kembali) beberapa alamat yang dulu terkubur di rumah lamaku, juga alamat baru yang tentu akan kusinggahi.
Dari sekian banyak rumah yang kukunjungi, aku menemukan kehangatan di rumah milik seorang perempuan yang khas dengan cerita-cerita senjanya. Ada keteduhan yang kurasakan di sana. Aku betah berlama-lama di sana. Cerita-ceritanya selalu menarik untuk dinikmati. Entah itu, tentang kerinduannya terhadap kehadiran senja, ataupun tentang kekesalannya atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Ah Senja, engkau memang selalu hadir dengan keindahan senjamu.
Dari Senja pula, aku mulai menyusuri setiap rumah yang lain. Hingga akhirnya aku berlabuh ke sebuah rumah yang menjadi tempat belajarku. Rumah itu milik seseorang yang mengaku bernama Firdaus. Pengembaraan kulanjutkan hingga terdampar ke rumah seseorang yang luar biasa. Kemampuannya dalam menyajikan setiap permasalahan sempat membuatku terpana. Siapakah dia hingga membuatku betah berlama-lama berada di rumahnya. Aku menemukan sensasi yang lain. Sesuatu yang entah. Tapi pastinya, aku menangkap sesuatu yang baru, sesuatu yang tidak (belum) ketemui di rumah-rumah lainnya.
Tapi bagaimanapun, aku tak bisa berlama-lama di sana. Maka kuputuskan untuk kembali melangkah. Menyusuri jejak demi jejak yang entah akan membawaku kemana. Ah, di sebuah kotak pos (entah di rumah yang mana), aku membaca sepucuk pesan dari seseorang yang belakangan ini baru ku ketahui memiliki banyak nama. Tak kuasa membendung penasaranku, aku melacak, menyusuri hingga kutemukan rumah itu. Ternyata rumah itu adalah adalah sebuah rumah yang sudah kukenal. Kediaman seorang perempuan. Rumah itu sangatlah ramai. Mungkin, rumah itu juga menjadi rumah bagi setiap orang.
Aku mulai betah bercengkrama dengan pemilik rumah. Berkenalan dengan para penghuni lainnya, termasuk sebuah alamat yang sangat bersahaja. Sungguh, ia sangat ramah. Sangatlah pantas jika kemudian ia menyebut dirinya abang bagi setiap tamu yang berkunjung ke rumahnya. Tapi kini, entah karena apa, ia menghilang. Ah, mungkin ia sibuk….
Alamat-alamat itu hanyalah sebagian kecil dari rumah-rumah yang pernah kukunjungi. Satu hal yang ku pahami, di setiap rumah, aku menemukan sesuatu baru. Aku mendapatkan pelajaran baru. Ilmu hidup; tentang cinta dan permasalahan-permasalahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah proses yang bernama kehidupan
*****
Entah berapa lama sudah kutinggalkan rumahku. Aku ingin pulang. Tak seperti pengembaraan sebelumnya, aku telah meninggalkan jejak yang akan membawaku kembali pulang. Di rumah ini, aku sangat bahagia, dengan segala cinta yang kudapatkan dari teman-teman yang entah. Aku tidak begitu mengenal mereka. Aku tak begitu paham mereka. Yang aku tahu, sampai saat ini, ada dorongan erat yang selalu membawa kerinduanku untuk sesekali ke alamat-alamat yang menjadi persinggahanku. Aku akan tetap menjadi aku yang terus mengembara dan mencatat setiap kisah perjalananku ke setiap rumah yang menjadi cinta buatku.Aku hanya ingin kembali mengingat perjalanan di negeri bayang-bayang ini.
Maaf bagi alamat-alamat lain yang tak sempat kusebutkan
Maaf bagi alamat-alamat lain yang tak sempat kusebutkan
Penting!!!
Tulisan ini sudah kadaluwarsa setelah menggunakan template ini....
60 komentar sahabat:
moga moga pertamaxxx komenny nanti setelah baca
rumahku malah bukan temapt berkunjung yang baik mas, jauh dari sempurna, apalagi isinya yang acak-acakan, beda dengan rumah sampyan yang membuat semua orang betah dan ketagihan untuk selalu berkunjung.
rumahku rumahmu rumah ini dan rumahnya
rumah dia mereka mana
wewen ..
rumah adalah t4 dimana hatimu berada :)
wen, terharu! hiks hiks
tetaplah bersemangat menulis, karena seperti kamu bilang, masa lalu tak akan terulang lagi.
CAYO WENDRA!!!!
rumahku akan selalu terbuka untukmu, wen
anytime
rumah adalah dimana hatimu berlabuh
wen.. nama saya beneran firdaus kok wen.. bukan ngaku-ngaku.. sumpah dah.. apa mau di posting.. akta kelahiran aja nih.. he..he..
sudah berubah profesi jadi arsitek rumah ya bung..hhehehe...salut..sebuah perjalanan yang cukup panjang tapi lebih panjang lagi yang menanti...Apakah kita akan mampu lewatinya?????..tunggu tanggal mainnya??????
rumahku..
tempat ternyamanku..
menerima para tamu..
yang selalu..
setia menyapaku..
dan juga menggangguku..
tapi aku..
tak pernah terganggu..
guambare suerem ya...
smangat ngembangin blognya ya.... aku juga lg pingin smangat..
semangat kok pingin... mbuh lah......
apalgi rumah Panda, isinya cuman tulisan2 usang :)
tulisan yg bagus bung, mantab!!! :)
selamat berkelana.. gw jg seneng mampir di rumah lo wen.. btw knapa dgn rumah lamanya? kok ditinggalin? apa dah ditawar org? :D sepertinya masa lalu kita sama-sama kelam ya wen *hiks.. berpelukan*
Lain kali kalo berkelana lagi, mampir2 juga ya kerumah gue, setidaknya ada kopi hangat ama goreng ubi, lumayan tuh bagi yang lapar.hehehe
wew,,,,,,,,keren euy,,backgroundnya gerak2
@ Oeoes > Bukan gitu mas. Di setiap rumah pasti ada sesuatu yg khas. Di rmah sampeyan juga ada. Mungkin aja sampeyan gak sadar. wakaakkkkkk.. sya banyak belajar dari rumah mas oeoes *serius*
@ Kapanpun > rumah dia, mereka gak kemana-mana mas, tapi ada dimana-mana,heheheeee..
@ Laurencia & Senja > Trims..
@ Firdaus > Ya saya percaya koq. Tapi lebih percaya lagi kalo nunjukin KTP/akte kelahiran, wakakkkk..Trims mas.
@ Enhal > Yupz. ini adalah sebagian kecil perjalananku aja, heheeee..
@ Tyas > Mantap.. tuan rumah yg baik..
@ Mata Telingaku > Selamat datang kembali, sobat..! sebuah alamat sudah kutemukan lagi..
@ Panda > Tidak ada rumah yg usang jika dirawat tuan rumahnya sendiri dengan keramahan.. heheee..
@ Brainwashed > Hahaaaa.. hancur, gara2 pengen ganti template.. biasalah, gak ngukur kemampuan, heheeee...
@ koechel > Wah.. trims undangannya, heheeeee.. mantap..
@ rezKY p-RA-tama > Hehee.. trims. hadiah dari seorang sahabat nie...
Mengembaranya sampe ke Lampung gak..? kalo smpe lampung mampir t4 shasa..biar bisa main sm shasa..
@ Mama Shasa Shahira > Siap shasa.. tapi harus disambut ama senyum manis ya, heheeee...
rumahku istanaku, walaupun simpel, yg penting istanaKU :)
rumahku adalah rumahku, bukan rumahmu,bukan rumahnya dan bukan rumah mereka..
aq mikirin gambarny,,kok kren bgt iah??
aku juga betah lama2 dirumahmu wen :)
aku juga suka sama rumahku sendiri walaupun baru dibangun dan masih berantakan, acak-acakan, tapi aku suka,aku juga suka sama semua orang yang main kerumahku :)
rumah mu bagus sekali sobat sampai-sampai aku merasa betah di buatnya kau suguhkan ketenangan di rumah ini, kau isikan rumahmu dengan hiasan yang sederhana tapi elegan, mau kah dalam perjalananmu sobat sudi mampir ke rumahku yang sederhana?
rumah bunda adalah rumah bunda ( ya iyalah )...gambarnya kok serem banget..hihihii bunda takut . gimana kalao ada beneran yach?
wah pinter nulis neh.... gambarnya daper dimana mas?
yah itu komennya kang firdaus bikin ketawa aja..ngakak nie kang..sorry ya wen..hehehe..saya serius banget baca postingannya..setelah baca komennya kang firdaus ampe sakit nie perut ketawa terus..aduhhh..ternyata my bro ini seneng mengembara berkunjung ke rumah orang yah..hehehe..aduhhhh..bener2 dah..hehehe
@ Bayu Aditya, Haryanto > Hahaaaa.. iya dech..
@ Anonim > Dapet nyomot tuh, heheee.. Tapi udah saya link koq...
@ adinda andi anas > Trims Dinda.. kita sama.. *apanya yg sama ya, heheee...*
@ Subagya > Hihiiii.. trims mas.. mudah2an rumahku bisa menjadi rumah setiap orang.. saya udah berkunjung ke rumah mas koq, hehee..
@ Ririe > Lari aja bunda..kan kakinya akar, tertatih-tatih pula, heheee..
@ KonX > Heheee.. trims.. gambarnya dpt nyomot nie.. tapi udah ada linknya koq..
@ Firdaus > Hahaaa.. begitulah..
Kayaknya bacaan ini aga berat for me to understand.
jauh banget perjalanannya kang? wah... saya baru jadi musafir baru nih... perlu belajar banyak sama akang teh :D
@ Madong > Dinikmati aja mas, heheeee..
@ Fajar Indra > Saya juga masih baru koq.. cuma mengembaranya aja udah cukup jauh..heheeee..
home sweet home
INTINYA,KISAH DIATAS TENTANG PERJALANAN SESEORANG YG DISASTRAKAN,SETUJU?
gambarnya keren tapi bagian bawahnya ngeri amat..tapi ya barangkali bisa sebagai gambaran kehidupan kita itu gimana adanya :)
ati2 nyasar lho, mas. hehehe...
salam kenal juga yah.
Rumah abang sederhana aja wen ...
Dingin tanpa AC ... dan
Hangat tanpa perapian ...
Rumah abang itu bukanlah HOUSE, tapi HOME ...
Thanks Wen ...
gambar apaan tu om??lukisan gw koq ada disana tu??wkwkwkw
dari jauh, sayup kudengar memory merdu merayu pikiran. ia mengajak,menuntun batin menyelusuri kepingan2 masa silam. aku hampir menemukannya,ketika tiba tiba petir menggelegar diangkasa.
aku tahu,saat ini bukan masa untuk mengenangnya.bukan masa untuk terus berlari dan berlari dikota yang terasa asing.
Rumahku istanaku.. gambaran kecil tentang diriku..
Terimakasih kang sudah mengingatkan..
Bagaimanapun juga rumah sendiri tetap lebih nyaman..
untuk ptama kalinya gw speechless baca ni posting..
bukan terpukau..
tapi ga ngeh bang wendra..
bntar gw minum obat dulu deh.
perbandingan yang masuk akal...
yang diakhirnya pasti dijawab dengan "you always want what you haven't got"
kalo' kata orang jawa, kalo' gak salah... sawang sinawang...
terkadang, saat kita sudah menjelajah 'banyak rumah' yang dari penampakan terlihat lebih baik, barulah kita menyadari, 'rumah' itu tidak lebih baik dari milik kita sendiri.
salam!
Waduh... Mau jalan2 kemana mas?
Ikutan dunks...
Tapi ke tempat yang asik2 ya...
Ajep2...
jika sempat sudilah kembali mampir ke rumah saya yang sangat sederhana. yang hanya beratap langit, berlantai pasir, dan berserambi riak-riak ombak..
cerita pengembaraan yang menyenangkan. btw, aku mencoba mengunjungi rumah lamamu, tapi ternyata aku tidak bisa menemukannya. sudah benar2 rusak kah?
mudah-mudahan sampai tujuan dengan selamat.. lahir dan bathin.. suka hitam juga ya? he..he salam kenal
hhhmm........g da kata selain mantap... lo aktivis yah bro..?
blogger webdra emg yahut.... keren
btw.. lo liat jovie g bro...kok gw g nemukan blog nya yah.. apa ke banned ma om google yah... ??????
@ Billah > Yupz..
@ Muhhamad Qory > Bisa juga, heheee...
@ Tony > Bisa juga.. dapet nyomot tuh, heheee..
@ Caroline Sutrisno > Gak koq.. jejak2 sudah kutinggalkan utk menuntunku kembali pulang.
@ Abang > Itulah yang saya suka. Saya menangkap kesederhanaan yang tak biasa di sana.. Trims, Bang..
@ Erwin > O ya??? heheee.. dapet nyomot tuh..
@ Kristina Dian Safitry > Hehehe.. mantap mbak.. trims..
@ I Ketut Riasmaja > Hihiiii.. sama2 mas. Semangat!
@ EbleH 182 > Yupz..
@ Si Dede Jadul Punya > Hahahaa.. minum obat dulu dah.. efek samping gak ditanggung penulis lho..
@ Goresan Pena > Bener tuh.. ah, jgn sampe terulang lagi dech.. kapok..
@ The_Phenomenon > Boleh.. ayo ikut, ikut, ikut..!!
@ cahpesisiran > Begitulah.. saya terpaksa menguburnya dalam2 agar tak kembali mengingatnya.. hikz..
@ timur matahari > Iya mas, heheee.. Trims..
@ Rofi > Gak juga bro.. aku hanya pengembara biasa yg suka singgah di tiap rumah..
* mbak Jovie ada koq.. rumahnya masih menjadi rumah setiap orang.. coba lagi dech..*
Yang saya tahu sebagai fakta walaupun tidak terlihat (hmm-hmm) rumah saya bukan disini, ini dan saat ini hanyalah persinggahan.. saya adalah musafir, dan saya rindu kepada rumah itu yg ada dalam hal2 yg tidak kelihatan (^_-)
Beautiful entry as always...
Lho-Lho?? Kok Banyak Nama?? Namaku cuma satu Wen..tetep Jovie...kalo aku di SB pake banyak nama itu berarti pas gak BW jauh2..cuma ke "Most Visited blog" aja...kalo nunjukin "Jovie" gitu takutnya dikira sombong gak mampir ke t4 orla...pdhl di SB dan di komentku numpuk and belom sempet aku singgahi...
kalo pas bener2 free..baru deh pake nama "Jovie" jadi bisa mampir balik ke t4 temen2...
@ Gratcia > Betul banget mbak.. akhirnya semua akan pulang kepada yang "tak terlihat" itu..
@ JoVie > Hihiiii.. klo gitu saya termasuk yg "Most Visited blog" donkz, heheeee..sekarang pun ganti nama lagi: yang selalu setia! hihiiii...
wah.. makin keren aj nich artikelnya.. salut..::)
baru pertama berkunjung..
sejuk serasa hati mengikiti aliran kata.
seakan silir suara ombak menerpa bibir pantai dikala sang surya mulai meredup...
(gak nyambung ya...???)
kabuurrr.....
wahhh kerenn,, jd dapat inspirasi
aq juga suka berkelana lho wen..kadang2 nyasar malah, ga jarang juga males untuk kembali ke rumah..he..he..
artikelnya yg ini asik banged,enak d baca & d renungi,sbuah p'jalan yg cukup panjang yah. tp ntar klu nyasar mampir k rumah sayah aja yah,xixixi
waaa habis mengembara yak mas, dari rumah ke rumah yah trus oleh2nya mana donk hehehe;p
benar2 sang pengembara,tpi rumah u udah bgs,kalau hbs mengembara rmh lo di rehab terus jadi tambah good marsogood deh
wah ini kayaknya postingan pertama di blog yang baru bukan???
Posting Komentar