Budaya atau kebudayaan dalam lingkungan pergaulan kekinian nampaknya mulai mengalami pergesesaran makna. Kata budaya seringkali menjadi “kambing hitam” atas perilaku masyarakat atas berbagai penyikapan terhadap suatu polemik.
Berbagai polemik akut memang telah menjadi semacam “pelengkap” di dalam sejarah bangunan peradaban bangsa ini. Korupsi merupakan salah satunya. Bahkan untuk masalah yang satu ini, lembar sejarah dunia senantiasa mencatat Indonesia berada di dalam posisi tiga besar negara terkorup di dunia.
Sifat korup yang dilakukan para elit pemegang kekuasaan di pusat rupanya menurun hingga ke daerah-daerah. Bahkan sebelumnya, KPK sebagai lembaga yang berkutat dengan perilaku pemberantasan korupsi telah memberikan peringatan dini berupa terbitnya 18 Modus Korupsi di Daerah.
Menguatnya akar perilaku korupsi pun kemudian secara tak langsung membawa dampak kejiwaan atau psikologis di dalam kehidupan sosial masyarakat. Perilaku korupsi kini dimaknai sebagai sesuatu yang lumrah, yang akhirnya mengerucut pada kata budaya. Apa makna fenomena ini?
Selama ini, kata budaya sering di-kambing hitam-kan. Apapun permasalahan yang tak kunjung menemukan jalan keluar, maka dengan enteng kita menganggapnya sebagai sebuah budaya, atau bahkan kebudayaan. Ini tentu sebuah pemikiran yang sangat salah. Bukankah budaya itu merupakan bentuk kebiasaan luhur yang tercipta atas pergaulan dinamis suatu kelompok masyarakat? Kata budaya tidaklah boleh diposisikan sebagai pembenar atas setiap perilaku salah yang tak sulit teratasi karena akan bermuara pada sikap acuh tak acuh masyarakat untuk memberantas atau meminimalisir perilaku salah ini.
Kebiasaan masyarakat dengan mengklaim tindakan atau perilaku korupsi sebagai sebuah budaya dalam negeri ini tentunya akan sangat menyulitkan proses pemberantasannya. Artinya, telah terbangun pemikiran masyarakat yang menganggap perilaku ini sebagai sesuatu yang sangat lumrah sehingga berpotensi besar menumbuhkan bibit-bibit perilaku korup itu sendiri.
Pemahaman korupsi sebagai “budaya” ini harus diubah sehingga masyarakat memiliki keberanian untuk mengucapkan kata tidak untuk perilku tersebut!
Berbagai polemik akut memang telah menjadi semacam “pelengkap” di dalam sejarah bangunan peradaban bangsa ini. Korupsi merupakan salah satunya. Bahkan untuk masalah yang satu ini, lembar sejarah dunia senantiasa mencatat Indonesia berada di dalam posisi tiga besar negara terkorup di dunia.
Sifat korup yang dilakukan para elit pemegang kekuasaan di pusat rupanya menurun hingga ke daerah-daerah. Bahkan sebelumnya, KPK sebagai lembaga yang berkutat dengan perilaku pemberantasan korupsi telah memberikan peringatan dini berupa terbitnya 18 Modus Korupsi di Daerah.
Menguatnya akar perilaku korupsi pun kemudian secara tak langsung membawa dampak kejiwaan atau psikologis di dalam kehidupan sosial masyarakat. Perilaku korupsi kini dimaknai sebagai sesuatu yang lumrah, yang akhirnya mengerucut pada kata budaya. Apa makna fenomena ini?
Selama ini, kata budaya sering di-kambing hitam-kan. Apapun permasalahan yang tak kunjung menemukan jalan keluar, maka dengan enteng kita menganggapnya sebagai sebuah budaya, atau bahkan kebudayaan. Ini tentu sebuah pemikiran yang sangat salah. Bukankah budaya itu merupakan bentuk kebiasaan luhur yang tercipta atas pergaulan dinamis suatu kelompok masyarakat? Kata budaya tidaklah boleh diposisikan sebagai pembenar atas setiap perilaku salah yang tak sulit teratasi karena akan bermuara pada sikap acuh tak acuh masyarakat untuk memberantas atau meminimalisir perilaku salah ini.
Kebiasaan masyarakat dengan mengklaim tindakan atau perilaku korupsi sebagai sebuah budaya dalam negeri ini tentunya akan sangat menyulitkan proses pemberantasannya. Artinya, telah terbangun pemikiran masyarakat yang menganggap perilaku ini sebagai sesuatu yang sangat lumrah sehingga berpotensi besar menumbuhkan bibit-bibit perilaku korup itu sendiri.
Pemahaman korupsi sebagai “budaya” ini harus diubah sehingga masyarakat memiliki keberanian untuk mengucapkan kata tidak untuk perilku tersebut!
38 komentar sahabat:
Setujuuu!!!
Seringkali miris malahan karena dikatakan bhw korupsi adalah budaya bangsa, kok mau ya secara sadar mengakui bahwa hal 'itu' adalah budaya, sebenarnya kan KORUPSI adalah penyimpangan perilaku, dan ke'alpaan' moral.
sedih banget deh kalo korupsi sudah jadi budaya di Indonesia..
Semoga Indonesia segera terhapus dari daftar negara terkorup..
tp kalo udah mencapai ranking 3 besar kayak sekarang, kapan bakal terhapusnya yaa..?
kayaknya korupsi udah jadi penyakit akut di negeri ini yang belom ditemukan obatnya..
korupsi?
duh, jadi tersentil aku
suka korupsi waktu sih aku...
hehe
wendraaa pakabar?
budaya kok negatif gitu, kasian ya negara kita, terkenal akan budaya korupsi juga ckckck....
menurutku korupsi itu bukan budaya, tapi penyakit. Penyakit parah
Keren nih postingannya bung!! Korupsi udah jd kebiasaan di zaman skrg..itu ibarat udh jadi makanan pokok,kadang banyak juga yg protes krn perbuatan para koruptor...mgkin karna dia gk ada kesempatan..coba klo dia juga bisa melakukannya pasti dia akan diam membisu..!!koruptor takkan bisa dibasmi cuma dgn hukuman penjara tp para koruptor harus di hukum mati..itu jln terbaik utk membasmi korupsi yg udh menjdi budaya indonesia saat ini...Kasihan bgt nasib bangsa kita..
lalu siapa yg mengubah budaya itu bung ?
korupsi udah mendarah daging... mulai dari jualan di pasar hingga di dewan di gedung dpr... parah!
saya korupsi internet di kantor
maaf pak bu manajer ya
saya setuju dengan judul postingan ini, beberapa tahun belakangan ini, Indonesia memang selalu identik dengan korupsi, kasihan dengan rakyat jelata yang tambah hari semakin terpuruk saja..
hemmm korupsi....waduh apa ya
yang penting ga korupsi deh
walah ganyambung...kabuuuuuuuuuuuuuur
budaya... jangan jadiin buadaya dech... budaya khusus yang baek2 aja bro... wokke... biasanya korupsi itu kan karena yang melakukan gak tau arti dosa.. mungkin persan serta para ulama sangat penting buat menamkan bahaya korupsi ya bro...
———————————————————-
btw dukung gw di busby seo ya… cukup komen di
postingan
http://masenchipz.com/busby-seo-test
makasih
mantep postnya bro...
setuju ama yang komen diatas semua tuh..soalnya dibilang penyakit bisa..budaya juga bisa..hehehe..
yang harus dirubah kayanya dari diri sendiri dan lingkungan kluarga dulu nie bro..baru lingkungan di luar..
mental udah payah..masa karena alasan ekonomi terus korupsinya..hihihi..
Korupsi... bikin semuany gak berjalan semestinya... korupsi bikin yang susah hidup tambah susah... korupsi... itu kan dosa... trus napa musti korupsi?
================================================
btw dukung gw di busby seo ya… cukup komen di
postingan
http://masenchipz.com/busby-seo-test
makasih
terlepas dari budaya atau bukan, aku percaya manusia punya bakat baik dan bakat jahat, dan korupsi adalah bukti ketidakmampuan manusia mengendalikan bakat jahat itu..
^_^
wah... susyehhh kalo suruh korupsi ilang sama sekali di indonesia... soalnya udh mengurat akar... enak makan bakso urat deh dari pada mikir korupsi hihihi....
Salam Kenal,
Ayo Basmi Korupsi Dari Diri Sendiri Aja Dulu Lah
lha?
wong petugas KPK-nya aja korupsi..
gada yg nindak, jadi nyante aja, jadi terbiasa, jadi membudaya..
weeeeeeeeeeeee..
dah jadi patologi sosial mas..
take care!
god bless us!
aku lagi belajar menjadi koruptor waktu nih wen,he..he..
iya tuh.. kalo smua org bisa ngilangin korupsi dr dri sndri.. dijamin negri ini bisa bebas korupsi :D
iya, masa' disebut budaya. harusnya disebut kriminal
budaya yang akar2nya sudah menguat dan merambat ke mana2 :(
sebenarnya ini bukan budaya bro tetapi kebiasaan buruk dan pemakaian kata 'budaya' saya rasa lebih keperluasan istilah atau 'kata - kata yang bisa berarti ganda'.
Tetapi kalau perilaku korupsi sih emang sudah menjadi 'kebiasaan' yang telah berlangsung selama bertahun - tahun bahkan sudah 'akut' (akut yang tidak merujuk pada penyakit tertentu) walaupun korupsi juga sering disebut sebagai 'penyakit' nah arti ganda lage deh :-)
korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi korupsi.
Lalu saya bertanya pada bayang-bayang di cermin, “Korupsi itu apa?”
“Ndak jelas!”
“Kok bisa ada kata-kata seperti itu?”
“Ndak tahu!”
“Kok ndak tahu?”
“Ya ndak tahu.”
“Lalu nanti gimana?”
“Apanya?”
“Korupsi itu?”
“Ya gimanalah.”
“Jadi?”
Cermin itu tiba-tiba terbelah. Bayang-bayang di dalamnya kabur. Makin kabur, makin abstrak, ….
korupsi itu ada mulai dari yang paling dasar.... korupsi waktu... yuk mulai dari diri sendiri yuk
hi hi hi hi korupsi di budayakan... ada-ada aja .... korupsi adalah habbit nah kalo habbit di biarkan ya jadi kultur wekekekekekkekek....
Berantas korupsi,hidup KPK...korupsi bikin rakyat sengsara aja,rakyat dah sengsara ditambah lagi adanya korupsi
korupsi itu budaya para vampir. menyerap darah yang bukan haknya. ga peduli semua korbannya mati kehabisan energi hidupnya...
korupsi udah ada sejak zaman kolonialisme.
aduh sii om yg satu ini makin berat aja bahasannya..
Na teh no coment ah buat korup2an.gag mudeng.
ehehehe....klo korup mending bagi2 Na aja duitnya hahahaha....
korupsi is art, harus dilakukan dengan cara yang seksama, supaya nggak ketahuan :p
Korupsi ??? Jngan sekali2, ingatkan diri kita sendiri, keluarga kita, sahabat kita dan semua lingkungan kita, niscaya budaya korupsi akan musnah.
Stop korupsi, jika anda ingin hidup bahagia dunia akherat
korupsi adalah budaya dan budaya itu lama-lama akan menyusut dan menghilang katanya seh
tapi beda dengan ajaran karena kalo ajaran itu lama-lama akan berkembang untung korupsi bukan sebuah ajaran yah
byme
justru bahasa "budaya" itu dipakai sebagai kekuatan untuk menyinggung para pihak yg berwajib agar bs tersinggung dan bisa memberantas korupsi dgn emosi
tapi kalo para pihak yg berwajib jg merupakan bagian dari yg diincarnya.. gmn ya.. tangkap dirinya sendiri pula nanti :P
Posting Komentar