Pertentangan Batin

Pagi tadi, aku melihat muda-mudi, tua muda, berbondong-bondong menuju rumah Tuhan dengan berbusana rapi, putih. Tak seluruhnya memang.

Aku menangkap religiusitas di sana. Suatu keadaan yang tak biasa. Entah. Aku hanya tersenyum menyaksikan mereka. Sungguh, aku terpesona dengan keagungan ini. Sebuah perayaan kemenangan yang konon menjadi pesta bagi siapa saja.

Sementara di sebelahku, seorang bocah dengan wajah kusut masih mengiba dengan menadahkan tangan. Tatapannya tajam mengisyaratkan akan sebuah kekuatan yang melemahkan. Mengisyarakatkan sebuah cinta sekaligus kebencian. Mengisyaratkan sebuah pengharapan sekaligus keputusasaan.

Aku lebih memilih menatapnya. Memandangnya dengan tatapan nanar. Mencermatinya dengan seksama. Seperti menemukan hal asing. Padahal, ia memang telah ada dan tumbuh di sekitar kita. Bahkan, jauh sebelum aku mulai mengenal kehidupan ini untuk kali yang pertama.

Tapi tunggu! Di sudut ruang yang lain, samar-samar aku mendengar sebuah nyanyian. Alunan nada “Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada” yang dilantunkan Alm. Chrisye feat Ahmad Dhani, semakin melengkapi asa yang kurasakan. Sebuah kontradiksi antara senyum kemenangan dan wajah penuh iba bocah itu.

Berbagai pertanyaan mulai lahir dalam pikiranku. Surga dan neraka nampaknya sekarang telah menjadi acuan dan perjalanan akhir dari sebuah proses kehidupan. Tapi seandainya kondisi itu (aku lebih menganggap surga dan neraka sebagai sebuah kondisi, bukan tempat!) tidak pernah ada atau dirasakan, mungkinkah kita masih bersujud kepadaNya? Mungkinkah kita masih mau menyisihkan waktu sedikit untuk sekedar menoleh ke belakang, memahami perasaan bocah itu?

Ah, perasaanku kembali berkecamuk.. Tapi aku lebih memilih diam. Terlalu banyak orang yang tak beruntung di dunia ini, batinku seraya melangkah pergi.

Lihat Tulisan Lainnya:



49 komentar sahabat:

Unknown mengatakan...

wah..diam-diam wendra bangkit dr pertapaannya jadi sensitip....

JoVie mengatakan...

Sementara di sebelahku, seorang bocah dengan wajah kusut masih mengiba dengan menadahkan tangan.
=============
Setelah kutanya siapa namanya, ternyata Bocah itu menjawab : Namaku Wendra, Mbak.....
Hatiku makuin terenyuh....dan ingin rasanya membawanya ke pasar kemudian menjualnya..(lho?)

KQkqkqkkqkq
Sorry Wen, Gangguin kotak komentarmu lagi...
Mohon Maaf Lahir Bathin yah...
Cheers ;)

Anonim mengatakan...

Seandainya saat itu aku berada di sana dan menatapnya dgn penuh iba..pasti kan kuberikan kehangatan cinta agar dia juga merasakan "SENYUM KEMENANGAN"...Bukankah begitu seharusnya jd seorang muslim?? saling berbagi rasa.

Anonim mengatakan...

SELAMAT LEBARAN BUNG...MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Anonim mengatakan...

@Jovie: wekekek..tumben denger si wendra dijual..xixixi..

tuh kan bro..banyak yang kangen tuh..hehehe..

wah..wah..abis turun gunung kok kusut lagi dengan pemikiran yang ruwet-ruwet..hehehe..

kayanya ga cocok naek gunung loe bro..semedinya dibawah aja yah..wekekek..

sekarang mau food hunting doloe ke tetangga nie..nitip ga..??hehehe

seneng liat my bro udah balik nie..ihikk..ihikk

adinda andi anas mengatakan...

ya makanya diciptakan surga sm neraka wen supaya manusia selalu ingat sama Tuhannya

Anonim mengatakan...

hm..
wen, mungkin yang kaurasakan mirip dengan yang kurasakan ketika melihat ratusan orang bergembira membeli baju lebaran, sementara secara bersamaan aku tatap 3 orang SPG yang berdiri kepayahan melayani mereka. mungkin bahkan ke 3 SPG ini tak punya cukup waktu dan uang untuk berbelanja seperti yang sedang mereka layani saat itu.

tapi itulah hidup, wen. mereka memang ada untuk mengetuk hati kita.semua kembali pada kita, akankah hati kita terketuk? atau ia sudah terlalu keras bahkan untuk disentuh...

Anonim mengatakan...

ya sebagian orang tidak meyakini adanya hari akhir, hari perhitungan, surga dan neraka ... oleh karena itu mereka berbuat sekenyang nafsunya dan terkadang memiliki ambisi utk mengabadikan namanya ...

Kita baru akan merasakan kehidupan dalam keabadian, kebahagiaan dalam keabadian, atau kesengsaraan dalam keabadian setelah kita berjabatan dan bercengkerama dengan sang ajal ...

wendra wijaya mengatakan...

@ Boy > Mudah2an aku memang memiliki sensitivitas terhadap sekelilingku, hehee

@ Jovie > Hahaa, silakan mbak.. di sini forum bebas, wakakaakkkkk

@ Anita > Seandainya saja sebagian besar orang memiliki pemikiran yg sama dengan anda.. mohon maaf lahir dan batin juga ya..

@ Blogger Addicter > Hahaa.. kalo gitu, sepertinya aku harus menyepi lagi nie, heheee

@ Adinda Andi Anas > Menurutmu, surga dan neraka itu sebuah tempat atau keadaan? hehe..

@ Cerita Senja > Aku hanya tak mampu membayangkan jika akulah bocah itu...

Kristina Dian Safitry mengatakan...

cihuy..ini tho wen yang akan kau ceritakan itu. tentang bocah, dan tentang diammu.

wendra wijaya mengatakan...

@ Abang > Begitulah realitanya sekarang bang. Saya hanya bisa meracau di sini saja tanpa bisa melakukan apa2..
@ Kristina Dian Safitry > Begitulah mbak.. Postingan saya ini adalah rangkaian berbagai peristiwa yg sempat terjadi, heheeee. Tak banyak memang, tapi itu cukup membuat saya terpaku..

Fajar Indra mengatakan...

waw... the fabuist is back, welcome !!!

saya juga sudah sering ngomongin hal ini sama temen-temen saya. Tentang keikhlasan beribadah. Tentu jawabannya kembali ke diri kita sendiri bukan?

Tentang Surga-Neraka. Memang kontroversial jika ngomongin insentif ini ada apa gak, maka dari itu, di agama saya, hal ini "dikunci" kedalam salah satu dari enam hal yang harus dipercayai. No Excuses.

Subagya mengatakan...

hmmmm surga dan neraka sebagai kondisi? hmmm perlu di selami nigh maknanya... mumpumg masih suasana lebaran mohon maaf kalau dalam berkomentar pernah menyinggung mu sobat...

Jaloee mengatakan...

kondisi itu adalah ruang dan ruang itu adalah tempat...hmmmmmmmm...

menurut ku seh ..

met happy ramadhan

Cebong Ipiet mengatakan...

1.
Terlalu banyak orang yang tak beruntung di dunia ini, batinku seraya melangkah pergi.
------------------------------------------
muntahan pikiran saya niy *apakah pikiran saya kembung masuk angin yak sampe muntah2*

mereka, yang-kita-sebut-kurang-beruntung, ada karena peran mereka mengetuk pintu hati yang-kita-sebut-mampu-dan-beruntung. Mereka ada karena Tuhan mengajarkan utk berbagi. Bayangken di dunia ini kalo smw orang mampu, g akan ada yg nama nya saling berbagi *lah gw mampu napain gw g butuh elu* gimana mo beramal coba? *ndak ada targetnya* Sebaliknya, kalo semuwa pada miskin, walaaah g bayangin betapa kacaunya juga, meratapi nasib bersama sama. Laah trus enak dong yg kaya bong? Ya g juga, yg kaya model gmn dulu, enak diliyat dari sudut pandang mana? Tuhan kan nyang lebih kuasa, amal kan ndak diliyat dari banyak sedikitnya tho, nyang kaya kan bisa ngamal sesuai yg dia pny , nyang miskin kan bisa ngibadah sesuai kemampuannya. *catatan:ngamal disini maksodna bersedekah dalam konteks saya nyebut berbagi itu td loh*

Mereka ada untuk membedakan mana yang-kita-sebut-mampu-dan-beruntung yang peduli dan mana yang enggak.

2.
Surga dan neraka nampaknya sekarang telah menjadi acuan dan perjalanan akhir dari sebuah proses kehidupan.
----------------------------------------
beberapa orang mungkin iya, dan beberapa lagi mungkin mengartikan tingkat-keikhlasan-ibadah-tanpa-mengharap-apapun.
tapi mari kita lihat sebentar. Surga dan neraka yg janjiin adalah Tuhan. Ya tho?! Hak Sang Maha Kuasa tho menjanjikan dan tidak menjanjikan apa. Dan menurut saya, toh tidak salah kita mengharapkan surga dan berdo'a dijauhkan dari neraka. Lah wong Yang Maha Kuasa aja ngebolehin kita berdoa, memohon, mengiba, mendekatkan diri dan justru kita harus merasa rendah di hadapan Nya. ASAL GAG MEMOHON MENGHIBA MENJILAT MERENDAHKAN DIRI DI HADAPAN MANUSIA LAIN.
Menurut pandangan saya yg awam ini, Tuhan ndak mu'in lah menciptakan sesuatu tanpa tujuan, dan kenyataannya Tuhan menciptakan apa-yang-kita-sebut-surga-dan-neraka. Jadi ya emg itu yg kita kejar,*saya lebih suka nyebut mengharap ridho-Nya* Kalo surga dan neraka ituh mah ud urusan yang mo kasi balesan dan imbalan, kalo ud ridho ya terserah yg ngasi kan.
Kalopun ndak di ciptain surga dan neraka sebagai tempat/kondisi tujuan, mungkin ndak siy Tuhan menciptakan tujuan lain ato hanya menciptakan alam dunia tanpa tujuan selanjutnya?
*lah soalnya kalo ndak ada tujuan itu, kok kayaknya Tuhan ndak perhitungan dg ciptaanNya, dan itu teramad sangad ndak mu'in*
jadi lagunya diganti gini, "Jika surga dan neraka tak pernah ada, lalu Tuhan g nyiptain apa apa sesudah kehidupan dunia -sampe kata ini kan ud nunjukin ndak ada tujuan- masihkah kita bersujud kepada-Nya"

Disclaimer:pendapat ini menanggapi celotehan seseorang " Waaah kmu ngibadah kok ngarepin sesuatu siy, ndak ikhlas itu namanya" Wew, salahkah kita berdoa, dan mengharap sesuatu dari Tuhan?
---------------------------------------------
waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa cebong kesurupan apah bisa ngomong kek gitu?
*taboki cebong, grujug aer aki biar siuman
*udah ah nyilem dulu di kolam...tuing

Anonim mengatakan...

ternyata banyak orang yang merasakan perasaan kayak gini ya....

kadang aku juga......
dulu pernah akungeliat...

anak" (berkcukupanlah) mandi hunjan sambil teriak" di tengah jalan yang terbilang sepi....

sementara itu ada anak yang diam berdiri menemani ayahnya yang mengengkol motor di tengah jalan (tau ga kerjaan mereka apa,,, hanya seorang pemulung botol bekas),,,, jadi saat hujan" itu aku liahat mukanya yg kecapean sekaligus kedinginan berdiam diri gitu aja......

Anonim mengatakan...

saiah juga hanya bisa diam membisu membaca postingan om wendra yang satu ini...

Anonim mengatakan...

Met Hari Raya Idul Fitri Bung..mohon Maaf Lahir Bathin

The Diary mengatakan...

wah bener2 bagus postingannya. oya makasih ya ucapan lebarannya. aku jg mohon maaf kalo ada salah2 kata.

wendra wijaya mengatakan...

@ Fajar Indra > Yupz.. apapun itu, termasuk surga dan neraka memang menjadi kepercayaan masing-masing personal.. Ya, turuti apa yang diyakini..

@ Subagya > Mohon maaf juga sobat. Mungkin ada postingan saya yang tak berkenan..

@ Jaloe > Bisa juga suhu, heheee.. Ya, ya, ya...

@ Cebong Ipiet > Terima kasih atas apresiasinya.. Ternyata mbak bisa serius juga, wakakakakakkkkkk.... Upz, maaf lahir batin mbak..

@ Aan > Begitulah kang.. ah, inilah proses kehidupan yang sebenarnya..

@ Kita > Waduh, sadar boz..tolong.. tolong.. tolong, wakakakakkkkk...

@ Enhal > Mohon maaf lahir batin juga, bung

@ Lyla > Sama-sama mbak.. akhirnya si mbak datang juga, heheeeee...

Anonim mengatakan...

met idul fitri bung..

bener kata bung, surga neraka kini hanya acuan dari proses akhir kehidupan

Ge Siahaya mengatakan...

Hmm...hmm... hmm...

Segala sesuatu di sini hanya temporer, termasuk kelaparan si bocah dan kekumuhannya (^_^) Tapi Wen, surga dan neraka itu justru yg bukan termasuk hal temporal, karena itu dia bukan kondisi juga bukan tempat saja, mereka justru realitas yg harus dihadapi pada suatu saat yg tidak di batasi oleh saat.

Pilihannya ada pada saat ini. (^_-)

Buat teman2 muslim... Selamat Idul Fitri, buat Wendra, selamat kembali dalam perjalanan mencari-cari jawaban dan mempertanyakan jawaban, hahahaaaa.... GBU Wen, as always you took my breath away!!!!

Mama Beruang mengatakan...

KASIH aja seribu, tu bocah pasti lsg nyengir, mas!
hwehe.. met lebaran!!!

`.¨☆¨geLLy¨☆¨.´ mengatakan...

:( nagis...kk postingnya bikin nagis..

haL yg sama seperti kemarin aku lihat,seorg separuh baya perutnya buncit sementara kaki N tangannya keciL kurus :( dia jalan merayap :(( huahua...menyeret tape suara lagu :( sungguh iba melihatnya nanum org2 asik berjalan N hanya melihatnya...


.

Riri mengatakan...

mas wendra..tiap hari bunda juga merasakn pertentangan bathin ini... bener banget ya..kalo kita itu sebenarnya punya hati nurani yang setiap hari menjerit-jerit..

Anonim mengatakan...

kalo masalah surga neraka itu, agama kalo difikir pake akal logika ga bakal ada abisnya. tapi sisi baiknya itu bisa menjadi suatu "tujuan" bagi yang berbuat baik akan masuk surga dimana angan2 kita surga itu adalah tempat yang indah. orang yang berbuat tidak baik akan masuk neraka dimana bayangan kita itu adalah tempat siksa paling kejam, jadi mereka yang percaya akan berfikir sebelum berbuat sesuatu.

btw, itu cuma pemikiran aja, jangan di salah tanggapin ya :) mohon maaf lahir batin juga bro

Anonim mengatakan...

"tapi itulah hidup, wen. mereka memang ada untuk mengetuk hati kita.semua kembali pada kita, akankah hati kita terketuk? atau ia sudah terlalu keras bahkan untuk disentuh..."

setuju banget sama winda!

wendra wijaya mengatakan...

@ Panda > Sepengetahuan saya sih begitu. Entah yang lain, heheee..

@ Gati Siahaya > Yupz, pilihan memang ada pada saat ini mbak. Trims atas pelajaran hidupnya

@ Si Dede Jadul Punya > Waduh, dia gak minta seribuan, De. Dia minta lebih dari itu, heheee…

@ Gelly n Bunda Rierie > Yah, itulah realita sekarang.. *berpelukan. Nah, lho??!!*

@ Bang Ir > Tidak selalu. Tapi terkadang, diam itu penting..

@ Tony > Maaf lahir batin juga..

@ Bayu Aditya > Yupz.. kita ambil hikmahnya aja. Yang penting, seberapa jauh kita bisa memandang surga dan neraka itu sebagai sebuah keniscayaan dalam kehidupan

@ Caroline Sutrisno > Hmmm ya, ya, ya… Wah, pasti seneng nie si Senja. Dia ada pendukungnya, wakakakakkk…..

Anonim mengatakan...

habis bertapa, naluri filsufnya makin kliatan....

Anonim mengatakan...

tatapan nanar? berkaca2 ato gimana tuh? he..he..

BETEWE

TAQABBALALLAHU MINNA WA MINKUM TAQABBAL YA KARIM. MINAL AIDIN WAL FAIZIN. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN YAAAA.... MULAI DARI NOL YA... HE..HE...

Anonim mengatakan...

@jovie>huaaaaa...lucu bgt...teganya dikau..
"tapi seandainya aku disana, kutatap matanya, kubelai rambut lusuhnya, garis wajahnya dan guratan tangan mungilnya.kemudian kubisikan sesuatu:Kalu kamu ingin sukses, ketik REG MANJUR kirim ke 72**..."..
wualah...
(*serius, jika kita menoleh kebelakang, sulit ! justru kelam itu ada disana, tetap tatap masa depan .


Yup !

wendra wijaya mengatakan...

@ Gus > Hahahahaaa... ayak2 wae suhu dunia ini

@ Masenchipz > Sama-sama.. Bisa dikatakan begitu, hehee..

@ Reza > Gak ada kata terlambat untuk membaca

@ awan_clickerz > Hahaa, Indonesia = Negara REG! Yupz, mari melangkah dan memperbaiki diri sendiri dulu..

ipam nugroho mengatakan...

perlu adanya manajemen qolbu agar pertentangan yg ada tidak menjadikan diri kita terseret ke jurang stress..yaitu keseimbangan dan pengendalian diri, mas

Anonim mengatakan...

hanya bisa terdiam. terlalu banyak kata2 yang berkecamuk. ah, semoga bukan hanya kata yang bisa kita berikan tapi perbuatan. karena jika bukan dimulai dari diri kita, lalu siapa yang akan melakukan sesuatu?

Anonim mengatakan...

Gema takbir berkumandang. Orang-orang beranjak pulang. Menjemput maaf yang telah datang. Dalam ikhlas yang bergema lantang. Atas usai sebuah perang. Menahan asa yang berjalan panjang. Lihatlah alam tersenyum lapang. Melihat ampunan luas membentang. Tak ada lagi hati yang berang. Tak ada lagi duka berdentang. Karena jiwa kini berdendang. Menuju fitrah berseru riang. Duhai manusia berpeluh sayang. Kuhaturkan salam tanpa usang. Juga tulus tanpa bimbang. Mari menempuh hidup yang terang.

inicuma mengatakan...

tidak semua dari kita hidup beruntung, tapi kenapa kebanyakan orang-orang yang beruntung atau hidup dalam kemewahan buta melihat sekitarnya yang menjerit....??atau malah mereka peduli hanya untuk cari muka saja, biar dibilang dermawan
andai saja kita semua mau peduli pada sesama
*halah ngomong apa sih aku ini*

Anonim mengatakan...

elmo cuman bisa berdoa, biar kehidupan manusia lebih baik dah..

mungkin para orang beruntung pun beranggapan bahwa semua kekayaannya adalah hasil kerja keras mereka,napa harus dibagi.. kalo mau makan,cari ndiri.. :(

cahpesisiran mengatakan...

jika pun tak ada surga dan neraka, aku yakin ada yang mengatur hidup ini.

Unknown mengatakan...

saya setuju dengan "terlalu banyak org yang tidak beruntung di dunia ini" termasuk sayah. gak beruntung karena ak bisa komentar pertamax...hiks...

Anonim mengatakan...

yang kau tatap itu aku wen... aku sedang mencoba menjadi bocah...

Posting Komentar

 
Wendra Wijaya

Buat Lencana Anda